Banyak klien menyebutkan 'arsitektur tropis' ketika
berkonsultasi dengan tim. Beberapa 'penjelasan' dari klien yang disampaikan
pada kami mungkin perlu untuk ditelaah kembali sebuhungan dengan konsep 'arsitektur tropis'.
1. Apakah yang dimaksud Arsitektur Tropis?
Arsitektur tropis itu sangat sederhana pengertiannya: adalah
jenis arsitektur yang memberikan jawaban/ adaptasi bentuk bangunan terhadap
pengaruh iklim tropis, dimana iklim tropis memiliki karakter tertentu yang
disebabkan oleh panas matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan,
pergerakan angin, dan sebagainya. Pengaruhnya otomatis pada suhu, kelembaban,
kesehatan udara yang harus diantisipasi oleh arsitektur yang tanggap terhadap
hal-hal tersebut. Selain itu pandangan baru mencakup pada penggunaan material
yang memberikan ciri karakter material lokal (daerah tropis) yang lebih sesuai
daripada material impor.
2. Bagaimana bentuk bangunan Arsitektur Tropis?
Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu pada bentuk yang
berdasarkan estetika, namun pada bentuk yang berdasarkan adaptasi/penanganan
iklim tropis. Meskipun demikian bentukan bangunan oleh arsitek/ desainer yang
baik akan memberikan kualitas arsitektur yang estetis, hal ini karena selain
memperhatikan bagaimana menangani iklim tropis, juga memperhatikan bagaimana
kesan estetika eksterior dan interior dari bangunan tersebut.
Bentuk secara makro sangat memperhatikan faktor panas dan
hujan, dimana untuk menangani hal tersebut maka arsitektur tropis yang baik
akan memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas dan ketika hujan tidak
tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan berkaitan dengan suasana panas
dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat teras untuk memberikan
perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat.
Bentuk secara mikro pada masing2 elemen bangunan seperti
jendela dengan bentuk lebar, berjalusi, berkanopi, atau semacam itu. Bentuk
bangunan tropis dari kayu biasanya merupakan bangunan panggung dengan lantai
yang diangkat dengan harapan terhindar dari banjir akibat hujan. Memang
merupakan kualitas rancangan yang sudah berhasil sejak dulu.
3. Apa yang membedakan antara Arsitektur Tropis dengan
Arsitektur Tradisional?
Arsitektur tropis merupakan prinsip desain, sedangkan
arsitektur tradisional merupakan kebudayaan arsitektur yang turun-temurun dan
digetok-tularkan melalui kebudayaan. Arsitektur tropis tidak harus tradisional,
tapi biasanya arsitektur tradisional masyarakat sudah sangat memperhatikan
prinsip-prinsip arsitektur tropis meskipun tidak tertulis, tapi sudah terlihat
melalui bangunannya.
Arsitektur tropis gaya baru bisa memakai material apa saja
dan tidak harus terpaku pada tradisi karena banyak perubahan paradigma terutama
penggunaan material baru, asalkan masih memperhatikan bagaimana menangani iklim
tanpa menggunakan penanganan 'modern' terhadap iklim, misalnya: bangunan
tropis seharusnya tidak memakai AC dan pencahayaan buatan pada siang hari,
karena sudah mengandalkan iklim tropis yang sebenarnya mendukung untuk itu.
Karena arsitektur tropis memperhatikan iklim, maka penanganan arsitektur yang
berkaitan dengan iklim seperti mempertahankan suhu nyaman, kelembaban, dan
sebagainya juga menggunakan potensi dari iklim tropis tersebut.
4. Bagaimana dengan perkembangan Arsitektur Tropis di
Indonesia?
Perkembangannya cukup baik, tapi tidak cukup
cepat. Arsitek sebagian sudah menyadari bagaimana mendesain dengan prinsip
arsitektur tropis, tapi klien/ masyarakat sebagian besar belum. Karena itu
arsitektur tropis tidak bisa berkembang maksimal karena hal tersebut. Selain
itu pemerintah belum punya kebijakan yang mendukung penggunaan arsitektur
tropis, kecuali melalui pendidikan arsitektur. Hanya saja itu juga tidak cukup
karena tidak semua orang mempelajari/ belajar melalui pendidikan arsitektur.