Desain arsitek
rumah saat ini mengalami perkembangan yang cepat. Hal ini wajar karena
merupakan keharusan sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin lama semakin
maju dan bila di lihat semakin lama bumi kita juga semakin terkikis dengan bentuk rumah yang tidak ramah
lingkungan.
Sebuah penelitian menyebutkan, bila tanaman di bagian
atap mempunyai tinggi sekitar 10 cm, maka dapat mengurangi pemakaian AC sekitar
25 persen. Sebuah ruangan yang terletak tepat di bawah green roof mempunyai
suhu udara lebih rendah, yaitu sekitar 3 derajat hingga 4 derajat Celsius
dibandingkan dengan suhu udara di luar ruangan.
Green roof dan green wall juga berfungsi sebagai filter
udara yang membuat udara lebih bersih. Sebagai informasi, setiap satu meter
persegi rumput di bagian atap dapat menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara
yang kotor setiap tahunnya. “Mungkin kecenderungan desain ini akan bertahan
lima hingga sepuluh tahun ke depan,” duganya.
Dengan semakin sempitnya lahan perumahan, konsultan arsitek menjadi
lebih kreatif dalam mendesain rumah
di lahan sempit. Misalkan saja dengan semakin mengefisienkan penggunaan
ruangan. Langkah tersebut bisa dilakukan untuk membangun berbagai jenis
properti, baik town house maupun apartemen. Tidak berbeda dengan itu,
arsitek senior dari PT Jakarta Konsultindo Didi Haryadi mengatakan, desain minimalis masih akan menjadi
pilihan pengembang dalam membangun proyek-proyeknya. Ini karena masyarakat
khususnya kelas menengah bawah relatif masih menyukai desain rumah seperti itu.
Namun akan lebih baik kalau arsitek design yang
akan digunakan dalam pembangunan atau renovasi
rumah harus disesuaikan dengan iklim tropis negara Indonesia. Sebab, ada
kalanya masyarakat Indonesia lebih menyukai arsitek design yang mengikuti
iklim luar negeri.